MAKALAH
PRAKTIKUM
PERKEMBANGAN HEWAN
METAMORFOSIS
BELALANG
(Valanga nigricornis)
Oleh
KELOMPOK
2
PROGRAM
STUDI BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
MATARAM
2012
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Metamorfosis
merupakan suatu proses perkembangan biologi pada hewan yang melibatkan
perubahan penampilan fisik atau struktur setelah kelahiran atau penetasan.
Perubahan fisik ini terjadi akibat pertumbuhan sel dan diferensiasi sel yang secara
radikal berbeda. Beberapa hewan yang mengalami metamorfosis antara lain yaitu
serangga, amfibi, mollusca, crustacea, echinodermata, dan tunicata yang
biasanya disertai juga dengan perubahan habitat atau tingkah laku (Anonim1,
2012).
Metamorfosis
biasanya terjadi pada fase yang berbeda-beda dimulai dari fase larva atau
nimfa, kadang-kadang melewati fase pupa dan berakhir sebagai imago dewasa. Ada
dua macam metamorfosis pada serangga, yaitu hemimetabola dan holometabola.
Hemimetabola juga dikenal sebagai metamorfosis tidak sempurna. Fase spesies
yang belum dewasa pada metamorfosis biasanya disebut larva/nimfa. Tetapi pada
metamorfosis kompleks pada kebanyakan spesies serangga hanya fase pertama yang
disebut sebagai larva/nimfa. Pada fase hemimetabola perkembangan nimfa
berlangsung pada fase pertumbuhan berulang dan eksidis (pertumbuhan kulit),
fase ini disebut instar. Pada metamorfosis sempurna (Holometabola), fase larva
sangat berbeda dengan fase dewasa. Serangga yang mengalami holometabola melalui
fase larva kemudian memasuki fase tidak aktif yang disebuit pupa atau chyrcalis
dan akhirnya menjadi dewasa (Imago)
(Anonim, 2010).
Belalang
adalah serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera.
Serangga ini memiliki antera yang yang selalu lebih pendek dari tubuhnya dan
memiliki ovipositor yang pendek. Belalang termasuk serangga yng melakukan
metamorfosis secara tidak sempurna (Hemimetabola). Metamorfosis pada belalang
sangat menarik untuk dibahas, serta keberadaan belalang yang tidak sulit untuk
dijumpai, sehingga dalam praktikum ini dilakukan pembahasan tentang “
Metamorfosis Pada Belalang”.
1.2.Tujuan Praktikum
Adapun tujuan yang
ingin dicapai pada praktikum ini adalah:
1. Mengetahui
tahapan – tahapan dalam siklus hidup belalang
2. Mengetahui
lama dari tiap tahapan dalam siklus hidup belalang
3. Mengetahui
cara menangani dan memelihara belalang.
1.3. Manfaat Praktikum
Manfaat yang dapat
diambil dari praktikum ini adalah:
1. Melalui
pengamatan proses metamorfosis terhadap serangga khususnya pada belalang, maka
diharapkan agar para praktikan mampu memahami dan mengetahui tahapan – tahapan
yang terjadi dalam siklus hidup belalang.
2. Mengetahui
perubahan – perubahan bentuk yang terjadi dalam siklus hidup belalang dan lama
waktu yang dibutuhkan oleh spesies ini untuk dapat mengalami perubahan.
3. Menambah
rasa kerja sama antar praktikan baik pada saat mencari belalang maupun pada
saat pengerjaan laporan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kata
Metamorfosis berasal dari bahasa Yunani yaitu Meta yang berarti “sekitar, diantara , setelah” dan Morphe yang berarti “bentuk” serta Osis yang berarti “bagian dari”. Jadi
Metamorfosis dapat diartikan sebagai proses pertumbuhan fisik atau biologis hewan
yang mempengaruhi bentuk dan struktur tubuhnya (Anonim2, 2012).
Metamorfosis dapat diartikan pula perubahan tubuh dari zigot sampai dewasa
melalui fase-fase tertentu (Anonim3, 2012). Proses tersebut dimulai
dari hewan tersebut dilahirkan (menetas) sampai hewan memiliki tubuh yang
standar untuk dikatakan sebagai hewan dewasa.
Metamorfosis
dibedakan menjadi dua macam, yaitu metamorfosis tidak sempurana dan
metamorfosis sempurna.
a. Metamorfosis
tidak sempurna (Hemimetabola)
Hewan yang
mengalami metamorfosis tidak sempurna, antara lain kecoak (lipas), jangkrik,
dan belalang. Metamorfosis pada belalang diawali dari telur. Telur akan
menetas menjadi nimfa. Nimfa merupakan stadium atau fase (tahap) antara telur
dan dewasa. Namfa berbeda dengan bentuk dewasa karena ukurannya lebih kecil.
Nimfa mengalami proses pertumbuhan dengan cara mengalami pergantian kulit terus
menerus yang disebut: ekdisis. Wujud
serangga diantara dua masa pergantian kulit disebut instar. Tahapan terakhir
dalam metamorfosis (pada serangga) dinamakan : imago.
Secara singkat tahap-tahap metamorfosis tidak sempurna
pada belalang dapat dilihat pada skema berikut
:
Telur -
Nimfa - Imago (dewasa)
(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/Belalang)
b. Metamorfosis
Sempurna (Holometabola)
Hewan yang
mengalami metamorfosis sempurna antara lain ; lalat, nyamuk, dan kupu-kupu.
Metamorfosis ini diawali dengan telur. Telur akan menetas menjadi larva.
Seperti nimfa, larva juga mengalami ekdisis. Setelah larva instar kelima, ulat
tumbuh dan berkembang menjadi pupa (kepompong). Pupa dilindungi oleh bungkusan
yang disebut kokon. Pupa akan tumbuh dan berkembang menjadi imago, yaitu
kupu-kupu.
Secara singkat tahap-tahap
metamorfosis sempurna pada kupu-kupu dapat dilihat pada skema berikut :
Telur - Larva (ulat) - Pupa (kepompong) - Imago (dewasa)
(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/kupu-kupu)
Tabel 1. Perbedaan Metamorfosis Sempurna
dan Metamorfosis Tidak Sempurna
No
|
Fase
|
Metamorfosis sempurna
|
Metamorfosis tidak sempurna
|
1
|
Contoh
|
Kupu-kupu
|
Belalang
|
2
|
Masa
|
Tipe mulut ulat: menggigit.
Makanannya: daun-daunan
Tidak bersayap, jumlah kaki banyak.
|
Tipe mulut belalang: menggigit
Makanannya: daun-daunan
Tidak bersayap, jumlah kaki tiga
pasang.
|
3
|
Sebutan
|
Larva berbeda sifat
dnegan bentuk dewasanya
|
Nimfa, mempunyai
banyak kesamaan dengan bentuk dewasanya
|
4
|
Pupa
|
Ada
|
Tidak ada
|
5
|
Masa dewasa
|
Tipe mulut
kupu-kupu:menghisap
Makanannya; sari
bunga
Bersayap, jumlah kaki
tiga pasang
|
Tipe mulut belalang:
menggigit
Makanannya:
daun-daunan
Bersayap, jumlah kaki
tiga pasang
|
Tabel 2. Perbandingan lama metamorfosis
Spesies
|
Telur
|
Larva/nimfa
|
Pupa
|
Dewasa
|
Lalat rumah
|
1 hari
|
2 minggu
|
1 minggu
|
2 minggu
|
Kepik
|
4 hari
|
2 minggu
|
2 minggu
|
3-9 bulan
|
Monarch buterfly
|
4 hari
|
2 minggu
|
10 hari
|
2-6 minggu
|
Periodical cicada
|
1 bulan
|
13/17 tahun
|
Tidak melewati
tahapan ini
|
2 bulan
|
Mayfly
|
1 bulan
|
3 tahun
|
Tidak melewati
tahapan ini
|
1 hari
|
Kecoa
|
1 bulan
|
3 bulan
|
Tidak melewati
tahapan ini
|
9 bulan
|
(Sumber: Maya, 2011)
Belalang
adalah serangga herbivora yang terkenal sebagai hama dengan kemampuan melompat
yang baik, dapat mencapai jarak hingga 20 kali panjang tubuhnya. Pada umumnya
belalang berwarna hijau atau coklat. Belalang terkait erat secara biologis
dengan kecoa dan jangkrik dan masuk ke dalam kelompok serangga Orthoptera. Saat
ini terdapat lebih dari 20.000 spesie belalang di dunia (Aderisandi, 2012).
Klasifikasi Belalang:
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthopoda
Class : Insecta
Ordo : Orthoptera
Subordo : Caelifera
Family : Acrididae
Genus : Valanga
Spesies : Valanga
nigricornis
(Sumber: Campbell, 2003)
Morfologi dan Anatomi
Belalang
Tubuh belalang terdiri dari 3 bagian utama, yaitu kepala, dada (thorax) dan
perut (abdomen). Belalang juga memiliki 6 enam kaki bersendi, 2 pasang sayap,
dan 2 antena. Kaki belakang yang panjang digunakan untuk melompat sedangkan
kaki depan yang pendek digunakan untuk berjalan. Meskipun tidak memiliki
telinga, belalang dapat mendengar. Alat pendengar pada belalang disebut dengan tympanum
dan terletak pada abdomen dekat sayap. Tympanum berbentuk menyerupai disk bulat
besar yang terdiri dari beberapa prosesor dan saraf yang digunakan untuk
memantau getaran di udara, secara fungsional mirip dengan gendang telinga
manusia.
(Sumber: Aderisandi, 2012)
Belalang punya 5 mata (2 compound eye, dan 3 ocelli). Belalang termasuk
dalam kelompok hewan berkerangka luar (exoskeleton). Contoh lain hewan dengan
exoskeleton adalah kepiting dan lobster. Belalang betina berukuran lebih besar
dari belalang jantan dewasa yaitu, 58-71 mm sedangkan belalang jantan 49-63 mm
dengan berat tubuh sekitar 2-3 gram (Djarubito, 1993)
Belalang biasanya akan mengeluarkan suara mirip jangkrik untuk menarik
pasangannya. Belalang dapat hidup hampir di semua penjuru dunia kecuali kutub
utara dan kutub selatan. Belalang memiliki organ reproduksi yang dinamakan aedeagus. Selama proses reproduki
belalang, belalang jantan akan memasukkan spermathopore (satu paket berisi
sperma) ke dlaam ovipositor belalang betina. Sperma memasuki sel telur melalui
saluran halus yang disebut micropyles. Setelah telur dibuahi, belalang betina akan menanamkan telur sekitar 1-2 inci di dalam
tanah menggunakan ovipositor pada ujung perutnya. Belalang betina akan bertelur
setiap interval 3-4 hari hingga semua telur dikeluarkan. Belalang betina dapat
meletakkan hingga ratusan butir selama masa bertelur (Anonim3,
2012).
Proses transfer spermathopore
Selain
di dalam tanah, belalang juga dapat meletakkan telur mereka pada tanaman
(batang, daun, atau bunga). Telur belalang akan tetap tersimpan di dalam tanah
hingga berbulan-bulan lamanya dan akan menetas saat musim panas. Induk belalang
tidak mengurus anak mereka setelah menetas (Anonim, 2011).
Dalam
metamorfosis tidak sempurna, belalang dan beberapa ordo lain hewan muda mirip
dengan hewan dewasa tetapi berukuran lebih kecil dan memiliki perbandingan
tubuh yang berbeda. Hewan itu akan mengalami serangkaian pergantian kulit atau
molting, setiap kali dan setelahnya hewan itu akan kelihatan lebih mirip hewan
dewasa sampai ia mencapai ukuran penuhnya (Campbell, 2003).
Belalang
memainkan peranan penting dalam ekosistem, menjadi sumber makanan kepada
pemangsa dalam rantai makanan. Tetapi apabila belalang dalam kumpulan yang
banyak, seperti sejuta belalang, akan dapat menyebabkan kemusnahan pada
tanaman.
BAB III
METODE
PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
3.1.1
Waktu Praktikum
Praktikum ini dilakukan dimulai dari
tanggal 12 April 2012- 10 Mei 2012.
Pencarian belalang: 12 April 2012-
selesai
Pembuatan laporan: 5 Mei 2012
Presentasi praktikum: 10 Mei 2012
3.1.2
Tempat Praktikum
Praktikum dilaksanakan di
Laboratorium Biologi lantai 3, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam,
Universitas Mataram.
3.2. Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1 Alat Praktikum
Adapun alat
– alat yaang digunakan dalam praktikum ini antara lain: Jaring penangkap
belalang, toples kaca, gunting, kantong plastik, kamera digital, alat tulis.
3.2.2 Bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini
adalah: Belalang (Valanga nigricornis)
yang terdiri dari tahap telur, larva, pupa dan dewasa, rumput dan daun.
3.3. Metode Kerja
a)
Praktikan pergi mencari Belalang di
tanah lapang atau di tempat yang terdapat banyak rumput
b)
Dengan menggunakan jaring penangkap,
belalang yang ditemukan kemudian dijaring dan dimasukkan ke dalam toples kaca.
c)
Di dalam toples kaca tersebut di
masukkan pula dedaunan yang berguna sebagai makanan dari belalang tersebut
d)
Setelah beberapa hari, diamati dan
di catat perkembangan dari belalang tersebut hingga belalang tersebut mencapai
fase dewasa
e)
Dari tiap fase yang diamati, di
anjurkan untuk di foto sebagai dokumentasi pada saat presentasi hasil
praktikum.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
NO
|
PROSES
YANG DIAMATI
|
HASIL
PENGAMATAN
|
GAMBAR
HASIL
PENGAMATAN
|
1.
|
Penangkapan belalang di padang rumput
|
Didapatkan belalang 2 belalang dewasa
|
|
2.
|
Pengamatan morfologi setiap fase pada
belalang
·
Fase telur belalang
·
Fase Nympha
·
Fase dewasa
|
Telur belalang berbentuk seperti gumpalan seperti
kantung yang berisi 10-300 telur yang berbentuk butiran beras. Kemudian telur akan menetas menjadi nympha.
Setelah menetas, nympha muda (nympha instar pertama)
mulai memakan daun-daunan yang lembut dan lembab, berwarna cerah dan tidak
mempunyai sayap. Nympha mengalami 5-6 kali proses pergantian kulit/molting
dan berubah bentuk dan struktur. Tahap ini berlangsung selama 5-10 hari.
Proses nympha akan berhenti mengalami pergantian kulit apabila telah memiliki
sayap, yang berarti nympha telah menjadi dewasa (Imago).
Setelah 24-30 hari, akan terbentuk sayap lengkap dan
nympha akan menjadi dewasa dan matang.
Masa perkembangan telur hingga dewasa membutuhkan
waktu 11 bulan. Belalang dewasa mencapai keadaan matang pada saat berusia 15
hari dan hidup selama 30 hari (1 bulan).
|
|
4.2.
Pembahasan
Pada
praktikum kali ini bertujuan untuk mengamati tahapan-tahapan dalam siklus hidup
belalang mengetahui lama dari tiap tahapan dalam siklus hidup belalang serta
mengetahui cara menangani dan memelihara belalang. Praktikum ini dilakukan
selama 3 minggu, yang diawali dengan penangkapan belalang dan diakhiri dengan
pembuatan laporan praktikum hasil pengamatan.
Proses
penangkapan belalang yang dilakukan yaitu dengan menggunakan metode manual
yaitu dengan menggunakan jaring dan tangan. Di tanah lapang tempat habitat
belalang, banyak ditemukan karena terdapat banyak rumput yang merupakan sumber
makanan bagi belalang. Karena menggunakan cara yang manual, maka diperlukan
kehati-hatian dalam prose penangkapan. Jika tidak berhati-hati atau dengan
tidak sengaja mengeluarkan suara gaduh, maka akan membuat belalang menjadi
waspada dan pergi sehingga mengakibatkan bertambahnya kesulitan dalam proses
penangkapan.
Setelah
belalang ditangkap, maka harus segera dimasukkan kedalam suatu wadah tertutup,
namun pada wadah tersebut telah di buat lubang-lubang kecil yang berguna
sebagai lubang ventilasi dari wadah, dan memeudahkan belalang untuk bernapas.
Di dalam wadah, juga harus dibeikan daun-daunan agar menjadi sumber pakan dari
belalang tersebut.
Selama
pemeliharaan belalang berlangsung, dibutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan
dokumentasi telur belalang. Setelah beberapa hari ternyata tidak didapatkan
hasil tentang atau perubahan yang terjadi pada belalang yang telah didapatkan.
Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh dari faktor internal maupun faktor
eksternal. Faktor internal, bisa jadi diakibatkan oleh tidak ada ketertarikan
antara belalang jantan dan belalang betina, sedangkan faktor eksternal dapat
berasal dari praktikan yang tidak dapat membedakan antara belalang jantan dan
belalang betina, serta kondisi lingkkungan tempat pemeliharaan belalang kurang
sesuai. Sehingga dilakukanlah pencarian belalang pada hari selanjutnya, tetapi
tidak didapatkan belalang sama sekali karena diakibatkan cuaca yang tidak
memungkinkan. Sehingga data yang diperoleh di dapatkan dari internet, jurnal maupun
buku-buku panduan lainnya begitu pula dengan gambar dan foto-foto.
Dari
data yang diperoleh belalang merupakan serangga yang mengalami metamorfosis
secara tidak sempurna atau disebut Hemimetabola. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan
dari telur, larva, dan imago (dewasa). Untuk menjalani fase-fase tersebut,
terlebih dahulu terjadi proses reproduksi dari belalang tersebut. Selama proses
reproduksi belalang jantan akan memasukkan spermatophore kedalam ovipositor
belalang betina, dimana spermatophore ini berisi berjuta-juta sperma belalang.
Sperma memasuki sel telur melalui saluran halus yang disebut microphyles
(Adearisandi, 2012).
Setelah
telur dibuahi, belalang betina akan menanamkan telur sekitar 1-2 inci di dalam
tanah menggunakan ovipositor pada ujung perutnya. Belalang betina akan bertelur
setiap interval 3-4 hari hingga semua telur dikeluarkan. Belalang betina dapat
meletakkan hingga ratusan butir selama masa bertelur. Induk belalang tidak
mengurusi anak mereka setelah menetas. Telur yang dihasilkan belalang betina
berbentuk gumpalan menyerupai kantung. Kantung ini berisi `10-300 telur yang
berbentuk seperti butiran beras. Warna dari telur ini agak kecoklatan. Telur
belalang menetas menjadi nimfa, dengan tampilan belalang dewasa versi mini
tanpa sayap dan organ reproduksi. Nimfa belalang yang baru menetas biasanya
berwarna putih, namun setelah terekspos sinar matahari, warna khas mereka akan
segera muncul.
Selama
masa pertumbuhan, nimfa belalang akan mengalami ganti kulit berkali kali
(sekitar 4-6 kali) hingga menjadi belalang dewasa dengan tambahan sayap
fungsional. Masa hidup belalang sebagai nimfa adalah 25-40 hari. Setelah
melewati tahap nimfa, dibutuhkan 14 hari bagi mereka untuk menjadi dewasa
secara seksual. Setelah itu hidup mereka hanya tersisa 2-3 minggu, dimana sisa
waktu itu digunakan untuk reproduksi dan meletakkan telur mereka. Total masa
hidup belalang setelah menetas adalah sekitar 2 bulan (1 bulan sebagai nimfa, 1
bulan sebagai belalang dewasa), itupun jika mereka selamat dari serangan
predator. Setelah telur yang mereka hasilkan menetas, daur hidup belalang yang
singkat akan berulang.
(Sumber:
Anonim4, 2012)
Dari
hasil pengamatan tersebut dapat dilihat bahwa tampilan fisik antara nympha dan
imago tidak jauh berbeda, hanya saja ukuran tubuh pada nympha lebih kecil dari
imago serta perkembangan thoraks dan abdomen belum sempurna.
Setelah
dewasa bagian-bagian morfologi luar tubuh belalang sudah sangat sempurna dan
dapat dibedakan satu persatu. Belalang adalah serangga herbivora
dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera. Serangga ini
memiliki antena yang hampir selalu
lebih pendek dari tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek. Suara yang
ditimbulkan beberapa spesies belalang biasanya dihasilkan dengan menggosokkan femur belakangnya
terhadap sayap depan atau abdomen (disebut stridulasi),
atau karena kepakan sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya umumnya panjang
dan kuat yang cocok untuk melompat. Serangga ini umumnya bersayap, walaupun
sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan untuk terbang. Belalang betina umumnya
berukuran lebih besar dari belalang jantan. Dalam Agama Islam, Belalang adalah
salah satu dari dua hewan yang apabila telah terlebih dahulu mati masih
dihalalkan untuk dimakan, bersama Ikan. Belalang adalah hama rakus yang merugikan mereka akan
makan mulai dari daun pisang, jati, padi, jagung, hingga tebu. 50 ekor belalang
dewasa dapat menghabiskan makanan setara dengan seekor sapi dewasa (Djarubito,
1993)
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan praktikum
yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1) Belalang
merupakan salah satu serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna
(Hemimetabola)
2) Tahap
metamorfosis belalang dimulai dari telur-nympha-imago.
3) Telur
belalang berbentuk seperti kantong beras dan berisi 10-300 telur. Nympha
belalang mirip dengan imago dan sulit dibedakan. Nympha belalang memiliki masa
hidup 25-40 hari, dengan pergantian kulit berkali-kali (4-6 kali). Sedangkan dibutuhkan
14 hari untuk menjadi imago dewasa.
4) Total
masa hidup belalang setelah menetas adalah sekitar 2 bulan ( 1 bulan nympha dan
1 bulan imago).
5) Kegagalan
dalam pemeliharaan belalang dapat disebabkan oleh faktor eksternal dan faktor
internal. Faktor internal dapat berasal dari spesies itu sendiri, sedangkan
faktor eksternal dapat berasal dari praktikan dan lingkungan sekitar tempat
pemeliharaan.
6) Proses
metamorfosis dapat dibedakan menjadi 2 yaitu metamorfosis sempurna
(Holometabola) dan metamorfosis tidak sempurna (Hemimetabola).
7) Kebanyakan
insecta mengalami perkawinananya hanya sekali dalam seumur hidup
DAFTAR PUSTAKA
Aderisandi,2012.MetamorfosisBelalang.http://adearisandi.wordpress.com/2012/02/28/metamorfosis-belalang/. Diakses
pada tanggal 4 Mei 2012 pukul 16:00 WITA
Anonim,
2010. http://imzaroncikgusains.blogspot.com/2010/03/kitaran-hidup-belalang-metamorfosis.html.
diakses pada tanggal 5 Mei 2012 pukul 13:30 WITA.
Anonim,
2011. http://green-boyers.blogspot.com/2011/10/grasshopper-.
metamorphosis_25.html. diakses
pada tanggal 5 Mei 2012 pukul 13:00 WITA.
Anonim1,
2012. http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/76504. Diakses pada
tanggal 4 Mei 2012 pukul 13:50 WITA
Anonim2,
2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Metamorfosis. Diakses pada
tanggal 6 Mei 2012 pukul 14:00 WITA
Anonim3,
2012. http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2165217-metamorfosis-metamorfosis-tidak-sempurna-dan/. Diakses pada
tanggal 6 Mei 2012 pukul 14:30 WITA
Anonim4,
2012. http://www.buzzle.com/articles/life-cycle-of-grasshoppers.html. Diakses pada
tanggal 6 Mei 2012 pukul 15:00 WITA
Campbell,
Neil A. 2003. Biologi Dasar Jilid
II. Jakarta: Erlangga
Djarubito, M.B, 1993. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga
Maya,M,2011.Metamorfosis.http://mayamaya8rsbi2.blogspot.com/2011/09/metamorfosis.html. Diakses pada
tanggal 6 Mei 2012 pukul 15:00 WITA.