Kamis, 10 Mei 2012

MAKALAH PRAKTIKUM PERKEMBANGAN HEWAN METAMORFOSIS BELALANG (Valanga nigricornis)


MAKALAH
PRAKTIKUM PERKEMBANGAN HEWAN

METAMORFOSIS BELALANG
(Valanga nigricornis)



Oleh

KELOMPOK 2










PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS MATARAM

2012





BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Metamorfosis merupakan suatu proses perkembangan biologi pada hewan yang melibatkan perubahan penampilan fisik atau struktur setelah kelahiran atau penetasan. Perubahan fisik ini terjadi akibat pertumbuhan sel dan diferensiasi sel yang secara radikal berbeda. Beberapa hewan yang mengalami metamorfosis antara lain yaitu serangga, amfibi, mollusca, crustacea, echinodermata, dan tunicata yang biasanya disertai juga dengan perubahan habitat atau tingkah laku (Anonim1, 2012).
Metamorfosis biasanya terjadi pada fase yang berbeda-beda dimulai dari fase larva atau nimfa, kadang-kadang melewati fase pupa dan berakhir sebagai imago dewasa. Ada dua macam metamorfosis pada serangga, yaitu hemimetabola dan holometabola. Hemimetabola juga dikenal sebagai metamorfosis tidak sempurna. Fase spesies yang belum dewasa pada metamorfosis biasanya disebut larva/nimfa. Tetapi pada metamorfosis kompleks pada kebanyakan spesies serangga hanya fase pertama yang disebut sebagai larva/nimfa. Pada fase hemimetabola perkembangan nimfa berlangsung pada fase pertumbuhan berulang dan eksidis (pertumbuhan kulit), fase ini disebut instar. Pada metamorfosis sempurna (Holometabola), fase larva sangat berbeda dengan fase dewasa. Serangga yang mengalami holometabola melalui fase larva kemudian memasuki fase tidak aktif yang disebuit pupa atau chyrcalis dan akhirnya menjadi dewasa  (Imago) (Anonim, 2010).
Belalang adalah serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera. Serangga ini memiliki antera yang yang selalu lebih pendek dari tubuhnya dan memiliki ovipositor yang pendek. Belalang termasuk serangga yng melakukan metamorfosis secara tidak sempurna (Hemimetabola). Metamorfosis pada belalang sangat menarik untuk dibahas, serta keberadaan belalang yang tidak sulit untuk dijumpai, sehingga dalam praktikum ini dilakukan pembahasan tentang “ Metamorfosis Pada Belalang”.
1.2.Tujuan Praktikum
Adapun tujuan yang ingin dicapai pada praktikum ini adalah:
1.      Mengetahui tahapan – tahapan dalam siklus hidup belalang
2.      Mengetahui lama dari tiap tahapan dalam siklus hidup belalang
3.      Mengetahui cara menangani dan memelihara belalang.
1.3. Manfaat Praktikum
Manfaat yang dapat diambil dari praktikum ini adalah:
1.      Melalui pengamatan proses metamorfosis terhadap serangga khususnya pada belalang, maka diharapkan agar para praktikan mampu memahami dan mengetahui tahapan – tahapan yang terjadi dalam siklus hidup belalang.
2.      Mengetahui perubahan – perubahan bentuk yang terjadi dalam siklus hidup belalang dan lama waktu yang dibutuhkan oleh spesies ini untuk dapat mengalami perubahan.
3.      Menambah rasa kerja sama antar praktikan baik pada saat mencari belalang maupun pada saat pengerjaan laporan.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kata Metamorfosis berasal dari bahasa Yunani yaitu Meta yang berarti “sekitar, diantara , setelah” dan Morphe yang berarti “bentuk” serta Osis yang berarti “bagian dari”. Jadi Metamorfosis dapat diartikan sebagai proses pertumbuhan fisik atau biologis hewan yang mempengaruhi bentuk dan struktur tubuhnya (Anonim2, 2012). Metamorfosis dapat diartikan pula perubahan tubuh dari zigot sampai dewasa melalui fase-fase tertentu (Anonim3, 2012). Proses tersebut dimulai dari hewan tersebut dilahirkan (menetas) sampai hewan memiliki tubuh yang standar untuk dikatakan sebagai hewan dewasa.
Metamorfosis dibedakan menjadi dua macam, yaitu metamorfosis tidak sempurana dan metamorfosis sempurna.
a.       Metamorfosis tidak sempurna (Hemimetabola)
Hewan yang mengalami metamorfosis tidak sempurna, antara lain kecoak (lipas), jangkrik, dan belalang. Metamorfosis pada belalang  diawali dari telur. Telur akan menetas menjadi nimfa. Nimfa merupakan stadium atau fase (tahap) antara telur dan dewasa. Namfa berbeda dengan bentuk dewasa karena ukurannya lebih kecil. Nimfa mengalami proses pertumbuhan dengan cara mengalami pergantian kulit terus menerus yang disebut: ekdisis. Wujud serangga diantara dua masa pergantian kulit disebut instar. Tahapan terakhir dalam metamorfosis (pada serangga) dinamakan : imago.
Secara singkat tahap-tahap metamorfosis tidak sempurna pada belalang dapat dilihat pada skema berikut :                               
Telur - Nimfa - Imago (dewasa)
b.      Metamorfosis Sempurna (Holometabola)
Hewan yang mengalami metamorfosis sempurna antara lain ; lalat, nyamuk, dan kupu-kupu. Metamorfosis ini diawali dengan telur. Telur akan menetas menjadi larva. Seperti nimfa, larva juga mengalami ekdisis. Setelah larva instar kelima, ulat tumbuh dan berkembang menjadi pupa (kepompong). Pupa dilindungi oleh bungkusan yang disebut kokon. Pupa akan tumbuh dan berkembang menjadi imago, yaitu kupu-kupu.
Secara singkat tahap-tahap metamorfosis sempurna pada kupu-kupu dapat dilihat pada skema berikut :
         
              Telur - Larva (ulat) - Pupa (kepompong) - Imago (dewasa)

(Sumber: http://id.wikipedia.org/wiki/kupu-kupu)


Tabel 1. Perbedaan Metamorfosis Sempurna dan Metamorfosis Tidak Sempurna

No
Fase
Metamorfosis sempurna
Metamorfosis tidak sempurna
1
Contoh
Kupu-kupu

Belalang
2
Masa
Tipe mulut ulat: menggigit.
Makanannya: daun-daunan
Tidak bersayap, jumlah kaki banyak.
Tipe mulut belalang: menggigit
Makanannya: daun-daunan
Tidak bersayap, jumlah kaki tiga pasang.

3
Sebutan
Larva berbeda sifat dnegan bentuk dewasanya
Nimfa, mempunyai banyak kesamaan dengan bentuk dewasanya

4
Pupa
Ada
Tidak ada

5
Masa dewasa
Tipe mulut kupu-kupu:menghisap
Makanannya; sari bunga
Bersayap, jumlah kaki tiga pasang
Tipe mulut belalang: menggigit
Makanannya: daun-daunan
Bersayap, jumlah kaki tiga pasang


Tabel 2. Perbandingan lama metamorfosis

Spesies
Telur
Larva/nimfa
Pupa
Dewasa
Lalat rumah

1 hari
2 minggu
1 minggu
2 minggu
Kepik

4 hari
2 minggu
2 minggu
3-9 bulan
Monarch buterfly

4 hari
2 minggu
10 hari
2-6 minggu
Periodical cicada

1 bulan
13/17 tahun
Tidak melewati tahapan ini
2 bulan
Mayfly
1 bulan
3 tahun
Tidak melewati tahapan ini
1 hari
Kecoa
1 bulan
3 bulan
Tidak melewati tahapan ini
9 bulan


(Sumber: Maya, 2011)

Belalang adalah serangga herbivora yang terkenal sebagai hama dengan kemampuan melompat yang baik, dapat mencapai jarak hingga 20 kali panjang tubuhnya. Pada umumnya belalang berwarna hijau atau coklat. Belalang terkait erat secara biologis dengan kecoa dan jangkrik dan masuk ke dalam kelompok serangga Orthoptera. Saat ini terdapat lebih dari 20.000 spesie belalang di dunia (Aderisandi, 2012).
Klasifikasi Belalang:
Kingdom         : Animalia
Phylum            : Arthopoda
Class                : Insecta
Ordo                : Orthoptera
Subordo          : Caelifera
Family             : Acrididae
Genus              : Valanga
Spesies            : Valanga nigricornis
(Sumber: Campbell, 2003)

Morfologi dan Anatomi Belalang
Tubuh belalang terdiri dari 3 bagian utama, yaitu kepala, dada (thorax) dan perut (abdomen). Belalang juga memiliki 6 enam kaki bersendi, 2 pasang sayap, dan 2 antena. Kaki belakang yang panjang digunakan untuk melompat sedangkan kaki depan yang pendek digunakan untuk berjalan. Meskipun tidak memiliki telinga, belalang dapat mendengar. Alat pendengar pada belalang disebut dengan tympanum dan terletak pada abdomen dekat sayap. Tympanum berbentuk menyerupai disk bulat besar yang terdiri dari beberapa prosesor dan saraf yang digunakan untuk memantau getaran di udara, secara fungsional mirip dengan gendang telinga manusia.
(Sumber: Aderisandi, 2012)

Belalang punya 5 mata (2 compound eye, dan 3 ocelli). Belalang termasuk dalam kelompok hewan berkerangka luar (exoskeleton). Contoh lain hewan dengan exoskeleton adalah kepiting dan lobster. Belalang betina berukuran lebih besar dari belalang jantan dewasa yaitu, 58-71 mm sedangkan belalang jantan 49-63 mm dengan berat tubuh sekitar 2-3 gram (Djarubito, 1993)
Belalang biasanya akan mengeluarkan suara mirip jangkrik untuk menarik pasangannya. Belalang dapat hidup hampir di semua penjuru dunia kecuali kutub utara dan kutub selatan. Belalang memiliki organ reproduksi yang dinamakan aedeagus. Selama proses reproduki belalang, belalang jantan akan memasukkan spermathopore (satu paket berisi sperma) ke dlaam ovipositor belalang betina. Sperma memasuki sel telur melalui saluran halus yang disebut micropyles. Setelah telur dibuahi, belalang betina akan menanamkan telur sekitar 1-2 inci di dalam tanah menggunakan ovipositor pada ujung perutnya. Belalang betina akan bertelur setiap interval 3-4 hari hingga semua telur dikeluarkan. Belalang betina dapat meletakkan hingga ratusan butir selama masa bertelur (Anonim3, 2012).
Proses transfer spermathopore

Selain di dalam tanah, belalang juga dapat meletakkan telur mereka pada tanaman (batang, daun, atau bunga). Telur belalang akan tetap tersimpan di dalam tanah hingga berbulan-bulan lamanya dan akan menetas saat musim panas. Induk belalang tidak mengurus anak mereka setelah menetas (Anonim, 2011).
Dalam metamorfosis tidak sempurna, belalang dan beberapa ordo lain hewan muda mirip dengan hewan dewasa tetapi berukuran lebih kecil dan memiliki perbandingan tubuh yang berbeda. Hewan itu akan mengalami serangkaian pergantian kulit atau molting, setiap kali dan setelahnya hewan itu akan kelihatan lebih mirip hewan dewasa sampai ia mencapai ukuran penuhnya (Campbell, 2003).
Belalang memainkan peranan penting dalam ekosistem, menjadi sumber makanan kepada pemangsa dalam rantai makanan. Tetapi apabila belalang dalam kumpulan yang banyak, seperti sejuta belalang, akan dapat menyebabkan kemusnahan pada tanaman.







BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
3.1.1        Waktu Praktikum
Praktikum ini dilakukan dimulai dari tanggal 12 April 2012- 10 Mei 2012.
Pencarian belalang: 12 April 2012- selesai
Pembuatan laporan: 5 Mei 2012
Presentasi praktikum: 10 Mei 2012
3.1.2        Tempat Praktikum
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Biologi lantai 3, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Mataram.
3.2. Alat dan Bahan Praktikum
3.2.1    Alat Praktikum
Adapun alat – alat yaang digunakan dalam praktikum ini antara lain: Jaring penangkap belalang, toples kaca, gunting, kantong plastik, kamera digital, alat tulis.
3.2.2    Bahan Praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah: Belalang (Valanga nigricornis) yang terdiri dari tahap telur, larva, pupa dan dewasa, rumput dan daun.
3.3. Metode Kerja
a)      Praktikan pergi mencari Belalang di tanah lapang atau di tempat yang terdapat banyak rumput
b)      Dengan menggunakan jaring penangkap, belalang yang ditemukan kemudian dijaring dan dimasukkan ke dalam toples kaca.
c)      Di dalam toples kaca tersebut di masukkan pula dedaunan yang berguna sebagai makanan dari belalang tersebut
d)     Setelah beberapa hari, diamati dan di catat perkembangan dari belalang tersebut hingga belalang tersebut mencapai fase dewasa
e)      Dari tiap fase yang diamati, di anjurkan untuk di foto sebagai dokumentasi pada saat presentasi hasil praktikum.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
NO
PROSES YANG DIAMATI
HASIL
PENGAMATAN
GAMBAR HASIL
PENGAMATAN
1.       
Penangkapan belalang di padang rumput






Didapatkan belalang 2 belalang dewasa



2.       
 Pengamatan morfologi setiap fase pada belalang
·         Fase telur belalang







·         Fase Nympha


















·         Fase dewasa


Telur belalang berbentuk seperti gumpalan seperti kantung yang berisi 10-300 telur yang berbentuk butiran beras.  Kemudian telur akan menetas menjadi nympha.



Setelah menetas, nympha muda (nympha instar pertama) mulai memakan daun-daunan yang lembut dan lembab, berwarna cerah dan tidak mempunyai sayap. Nympha mengalami 5-6 kali proses pergantian kulit/molting dan berubah bentuk dan struktur. Tahap ini berlangsung selama 5-10 hari. Proses nympha akan berhenti mengalami pergantian kulit apabila telah memiliki sayap, yang berarti nympha telah menjadi dewasa (Imago).




Setelah 24-30 hari, akan terbentuk sayap lengkap dan nympha akan menjadi dewasa dan matang.
Masa perkembangan telur hingga dewasa membutuhkan waktu 11 bulan. Belalang dewasa mencapai keadaan matang pada saat berusia 15 hari dan hidup selama 30 hari (1 bulan).



















4.2. Pembahasan

Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengamati tahapan-tahapan dalam siklus hidup belalang mengetahui lama dari tiap tahapan dalam siklus hidup belalang serta mengetahui cara menangani dan memelihara belalang. Praktikum ini dilakukan selama 3 minggu, yang diawali dengan penangkapan belalang dan diakhiri dengan pembuatan laporan praktikum hasil pengamatan.
Proses penangkapan belalang yang dilakukan yaitu dengan menggunakan metode manual yaitu dengan menggunakan jaring dan tangan. Di tanah lapang tempat habitat belalang, banyak ditemukan karena terdapat banyak rumput yang merupakan sumber makanan bagi belalang. Karena menggunakan cara yang manual, maka diperlukan kehati-hatian dalam prose penangkapan. Jika tidak berhati-hati atau dengan tidak sengaja mengeluarkan suara gaduh, maka akan membuat belalang menjadi waspada dan pergi sehingga mengakibatkan bertambahnya kesulitan dalam proses penangkapan.
Setelah belalang ditangkap, maka harus segera dimasukkan kedalam suatu wadah tertutup, namun pada wadah tersebut telah di buat lubang-lubang kecil yang berguna sebagai lubang ventilasi dari wadah, dan memeudahkan belalang untuk bernapas. Di dalam wadah, juga harus dibeikan daun-daunan agar menjadi sumber pakan dari belalang tersebut.
Selama pemeliharaan belalang berlangsung, dibutuhkan waktu yang lama untuk mendapatkan dokumentasi telur belalang. Setelah beberapa hari ternyata tidak didapatkan hasil tentang atau perubahan yang terjadi pada belalang yang telah didapatkan. Hal ini disebabkan karena adanya pengaruh dari faktor internal maupun faktor eksternal. Faktor internal, bisa jadi diakibatkan oleh tidak ada ketertarikan antara belalang jantan dan belalang betina, sedangkan faktor eksternal dapat berasal dari praktikan yang tidak dapat membedakan antara belalang jantan dan belalang betina, serta kondisi lingkkungan tempat pemeliharaan belalang kurang sesuai. Sehingga dilakukanlah pencarian belalang pada hari selanjutnya, tetapi tidak didapatkan belalang sama sekali karena diakibatkan cuaca yang tidak memungkinkan. Sehingga data yang diperoleh di dapatkan dari internet, jurnal maupun buku-buku panduan lainnya begitu pula dengan gambar dan foto-foto.
Dari data yang diperoleh belalang merupakan serangga yang mengalami metamorfosis secara tidak sempurna atau disebut Hemimetabola. Hal ini dapat dilihat dari perkembangan dari telur, larva, dan imago (dewasa). Untuk menjalani fase-fase tersebut, terlebih dahulu terjadi proses reproduksi dari belalang tersebut. Selama proses reproduksi belalang jantan akan memasukkan spermatophore kedalam ovipositor belalang betina, dimana spermatophore ini berisi berjuta-juta sperma belalang. Sperma memasuki sel telur melalui saluran halus yang disebut microphyles (Adearisandi, 2012).
Setelah telur dibuahi, belalang betina akan menanamkan telur sekitar 1-2 inci di dalam tanah menggunakan ovipositor pada ujung perutnya. Belalang betina akan bertelur setiap interval 3-4 hari hingga semua telur dikeluarkan. Belalang betina dapat meletakkan hingga ratusan butir selama masa bertelur. Induk belalang tidak mengurusi anak mereka setelah menetas. Telur yang dihasilkan belalang betina berbentuk gumpalan menyerupai kantung. Kantung ini berisi `10-300 telur yang berbentuk seperti butiran beras. Warna dari telur ini agak kecoklatan. Telur belalang menetas menjadi nimfa, dengan tampilan belalang dewasa versi mini tanpa sayap dan organ reproduksi. Nimfa belalang yang baru menetas biasanya berwarna putih, namun setelah terekspos sinar matahari, warna khas mereka akan segera muncul.
Selama masa pertumbuhan, nimfa belalang akan mengalami ganti kulit berkali kali (sekitar 4-6 kali) hingga menjadi belalang dewasa dengan tambahan sayap fungsional. Masa hidup belalang sebagai nimfa adalah 25-40 hari. Setelah melewati tahap nimfa, dibutuhkan 14 hari bagi mereka untuk menjadi dewasa secara seksual. Setelah itu hidup mereka hanya tersisa 2-3 minggu, dimana sisa waktu itu digunakan untuk reproduksi dan meletakkan telur mereka. Total masa hidup belalang setelah menetas adalah sekitar 2 bulan (1 bulan sebagai nimfa, 1 bulan sebagai belalang dewasa), itupun jika mereka selamat dari serangan predator. Setelah telur yang mereka hasilkan menetas, daur hidup belalang yang singkat akan berulang.
(Sumber: Anonim4, 2012)
Dari hasil pengamatan tersebut dapat dilihat bahwa tampilan fisik antara nympha dan imago tidak jauh berbeda, hanya saja ukuran tubuh pada nympha lebih kecil dari imago serta perkembangan thoraks dan abdomen belum sempurna.
Setelah dewasa bagian-bagian morfologi luar tubuh belalang sudah sangat sempurna dan dapat dibedakan satu persatu. Belalang adalah serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera. Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek. Suara yang ditimbulkan beberapa spesies belalang biasanya dihasilkan dengan menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen (disebut stridulasi), atau karena kepakan sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya umumnya panjang dan kuat yang cocok untuk melompat. Serangga ini umumnya bersayap, walaupun sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan untuk terbang. Belalang betina umumnya berukuran lebih besar dari belalang jantan. Dalam Agama Islam, Belalang adalah salah satu dari dua hewan yang apabila telah terlebih dahulu mati masih dihalalkan untuk dimakan, bersama Ikan. Belalang adalah hama rakus yang merugikan mereka akan makan mulai dari daun pisang, jati, padi, jagung, hingga tebu. 50 ekor belalang dewasa dapat menghabiskan makanan setara dengan seekor sapi dewasa (Djarubito, 1993)



BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan praktikum yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa:
1)      Belalang merupakan salah satu serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna (Hemimetabola)
2)      Tahap metamorfosis belalang dimulai dari telur-nympha-imago.
3)      Telur belalang berbentuk seperti kantong beras dan berisi 10-300 telur. Nympha belalang mirip dengan imago dan sulit dibedakan. Nympha belalang memiliki masa hidup 25-40 hari, dengan pergantian kulit berkali-kali (4-6 kali). Sedangkan dibutuhkan 14 hari untuk menjadi imago dewasa.
4)      Total masa hidup belalang setelah menetas adalah sekitar 2 bulan ( 1 bulan nympha dan 1 bulan imago).
5)      Kegagalan dalam pemeliharaan belalang dapat disebabkan oleh faktor eksternal dan faktor internal. Faktor internal dapat berasal dari spesies itu sendiri, sedangkan faktor eksternal dapat berasal dari praktikan dan lingkungan sekitar tempat pemeliharaan.
6)      Proses metamorfosis dapat dibedakan menjadi 2 yaitu metamorfosis sempurna (Holometabola) dan metamorfosis tidak sempurna (Hemimetabola).
7)      Kebanyakan insecta mengalami perkawinananya hanya sekali dalam seumur hidup





DAFTAR PUSTAKA
Aderisandi,2012.MetamorfosisBelalang.http://adearisandi.wordpress.com/2012/02/28/metamorfosis-belalang/. Diakses pada tanggal 4 Mei 2012 pukul 16:00 WITA

Anonim, 2010. http://imzaroncikgusains.blogspot.com/2010/03/kitaran-hidup-belalang-metamorfosis.html. diakses pada tanggal 5 Mei 2012 pukul 13:30 WITA.

Anonim, 2011. http://green-boyers.blogspot.com/2011/10/grasshopper-. metamorphosis_25.html. diakses pada tanggal 5 Mei 2012 pukul 13:00 WITA.

Anonim1, 2012. http://koran-jakarta.com/index.php/detail/view01/76504. Diakses pada tanggal 4 Mei 2012 pukul 13:50 WITA

Anonim2, 2012. http://id.wikipedia.org/wiki/Metamorfosis. Diakses pada tanggal 6 Mei 2012 pukul 14:00 WITA

Anonim3, 2012. http://id.shvoong.com/exact-sciences/biology/2165217-metamorfosis-metamorfosis-tidak-sempurna-dan/. Diakses pada tanggal 6 Mei 2012 pukul 14:30 WITA

Anonim4, 2012. http://www.buzzle.com/articles/life-cycle-of-grasshoppers.html. Diakses pada tanggal 6 Mei 2012 pukul 15:00 WITA

Campbell,  Neil A. 2003. Biologi Dasar Jilid II. Jakarta: Erlangga

Djarubito, M.B, 1993. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga

Maya,M,2011.Metamorfosis.http://mayamaya8rsbi2.blogspot.com/2011/09/metamorfosis.html. Diakses pada tanggal 6 Mei 2012 pukul 15:00 WITA.