Kamis, 01 November 2012

INVENTARISASI DAN PENGEMBANGAN TANAMAN BAMBU DI PULAU LOMBOK




A.      PENDAHULUAN
Dalam kehidupan masyarakat desa di Indonesia. Bambu memegang peranan yang sangat penting. Tidak ada satu jenis tanamanpun  yang mempunyai fungsi serba guna sebagaimana halnya bambu (LIPI, 1980)
Bambu tergolong keluarga Gramineae (rumput-rumputan) disebut juga Hiant Grass (rumput raksasa), berumpun dan terdiri dari sejumlah batang (buluh) yang tumbuh secara bertahap, dari mulai rebung, batang muda dan sudah dewasa pada umur 4-5 tahun. Batang   bambu berbentuk silindris, berbuku-buku, beruas-ruas, berongga, kadang-kadang masif, berdinding keras, pada setiap buku terdapat mata tunas atau cabang. Akar bamboo terdiri atas rimpang (rhizon) berbuku dan beruas, pada buku akan ditumbuhi oleh serabut dan tunas yang dapat tumbuh menjadi batang (widyana) .
 
Gambar : Bambu

Dari kurang lebih 1.000 species bambu dalam 80 genera, sekitar 200 species dari 20 genera ditemukan di Asia Tenggara (Tan (2012) ; Dransfield dan Widjaja, 1995), Bambu merupakan produk hasil hutan non kayu yang telah dikenal bahkan sangat dekat dengan kehidupan masyarakat umum karena pertumbuhannya ada di sekeliling kehidupan masyarakat.   Bambu  termasuk tanaman Bamboidae anggota sub familia rumput,  memiliki keanekaragam jenis bambu di dunia sekitar 1250 – 1500 jenis sedangkan Indonesia memiliki hanya 10%  sekitar 154 jenis bambu (Wijaya et al, 2004).  bambu Indonesia ditemukan di dataran rendah sampai pegunungan sampai dengan ketinggian sekitar 300 m dpl. Pada umumnya ditemukan ditemapt-tempat terbuka  dan daerah bebas dari genangan air (Widyana, 2012).
Bambu banyak digunakan masyarakat dalam memenuhi kehidupan sehari-hari meliputi kebutuhan pangan,  rumah tangga, kerajinan,  konstruksi dan adat istiadat. Bambu memiliki multi fungsi pemanfaatan sebagai bahan makanan untuk manusia (Rebung), binatang (pucuk daun muda),  kebutuhan rumah tangga dan aneka kerajinan dengan berbagai tujuan penggunaan mulai dari cinderamata, mebel, tas, topi, kotak serba guna hingga alat musik serta konstruksi untuk pembuatan jembatan, aneka sekat, konstruksi rumah meliputi tiang, dinding, atap.  Kebutuhan adat istiadat bambu digunakan dalam upacara adat hindu dan budha diantaranya untuk upacara kremasi jenazah.
 Sedangkan tujuan konservasi alam sangat efektif untuk reboisasi wilayah hutan terbuka atau gundul akibat penebangan karena pertumbuhan rumpun bamboo sangat cepat dan toleransinya terhadap lingkungan sangat tinggi serta memiliki kemampuan memperbaiki sumber tangkapan air sangat efektif.
Memperhatikan manfaat bamboo, beberapa Negara asia  diantaranya china  telah menggunakannya bambu sebagai tanaman utama konservasi alam selain untuk memperbaiki dan meningkat sumber tangkapan air, sehingga mampu meningkatkan aliran air bawah tanah juga pertimbangan budaya dan meningkatkan ekonomi masyarakat melalui aneka kerajinan serta kebutuhan konstruksi. Bamboo sebagai pilihan utama untuk reboisasi pada daerah aliran sungai terutama lokasi  sumber tangkapan air,  karena memiliki kemampuan mempengaruhi retensi air dalam lapisan topsoil yang mampu meningkatkan aliran air bawah tanah sangat nyata.  (Tan, 2012).
Tanaman bambu berpotensi menjadi solusi alternatif bagi sejumlah permasalahan lingkungan terutama dalam mengatasi pemanasan global. Menurut Widjaja (2004), cepatnya pertumbuhan bambu dibanding dengan pohon kayu, membuat bambu dapat diunggulkan untuk deforestasi. Selain itu bambu juga merupakan penghasil oksigen paling besar dibanding pohon lainnya. Bambu juga memiliki daya serap karbon yang cukup tinggi untuk mengatasi persoalan CO2 di udara, selain juga merupakan tanaman yang cukup baik untuk memperbaiki lahan kritis. Selain itu Indonesia memiliki bambu sebagai sumber daya lokal terbarukan dengan potensi yang luar biasa dari aspek lingkungan alam dan sosial ekonomi ( Anonim, 2012).
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka perlunya menginventarisasi bamboo di Pulau Lombok  guna untuk mengetahui jenis bambu apa saja yang ada di Pulau Lombok dan untuk menambah informasi untuk kepentingan konservasi bamboo dan manfaat bamboo di Pulau Lombok .

B.       METODE
Inventarisasi bamboo ini akan dilaksanakan di Pulau Lomb ok. Lokasi pengamatan berada di seluruh  Kabupaten Lombok yaitu : Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten  Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, Dan Kabupaten Lombok Utara.
Pelaksanaan inventarisasi bamboo dilaksanakan dengan metode jelajah baik dihutan alam, lindung dan di lingkungan pedesaan Untuk mengetahui potensi bamboo khususnya yang digunakan untuk kerajinan rumah tangga dengan metode wawancara dengan pengrajin bamboo  dan tokoh masyarakat dan melihat langsung di lapangan.
Adapun cara pemgembangan tanaman  bamboo menurut Anonim (2012) akan dilakukan dengan cara sebagai berikut : 
a)      Sebagai pengendali erosi dan konservasi air dapat dikembangkan pada lahan kritis sekaligus sebagai tanaman penghijauan.
b)       Sebagai upaya pengendali tanah longsor dan banjir dapat dikembangkan di tebing-tebing sungai, tepi jurang, tanah-tanah perbukitan dan tanah kosong lainnya.
c)       Untuk menambah keindahan, keasrian lingkungan dapat dikembangkan bambu hias tanam ditanam kota, perkarangan rumah, tepi lapangan, ditepi jalan, halaman sekolah dan halaman rumah.
d)     Sebagai upaya penanggulangan polusi udara dan kebisingan dapat dikembangkan pula taman bambu dan bambu hias di lingkungan industri, halaman pabrik dan di lingkungan perumahan.
e)      Pada kawasan penyangga kawasan lindung dapat dikembangkan di lahan milik rakyat sebagai pemilikan atau di kawasan hutan sebagai tanda batas hutan antara lahan milik dan lahan hutan milik Negara.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2012. Tinjauan Pustaka Ekologi Bambu . Universitas Sumatra Utara
Lembaga Biologi Nasional – LIPI. 1980. Beberapa Jenis Bambu. PT Sumber Bahagia : PN Balai Pustaka.
Tan, Lieke. 2012. mengenal  bambu dan manfaatnya terhadap  konservasi alam, konstruksi dan kerajinan [Serial Online]. Di unduh pada http://www.indonesiaforest.net/bambu.html . 21 Juni 2012.
Widjaja,  E. A., N. W. Utami dan Saefudin.  2004.  Panduan Membudidayakan Bambu .  Puslitbang Biologi LIPI. Bogor.
Widnyana. K. 2012. Bambu dengan berbagai manfaatnya. Fakultas Pertanian Universitas Mahasaraswati. Denpasar-Bali