A. PENDAHULUAN
Dalam kehidupan
masyarakat desa di Indonesia. Bambu memegang peranan yang sangat penting. Tidak
ada satu jenis tanamanpun yang mempunyai
fungsi serba guna sebagaimana halnya bambu (LIPI, 1980)
Bambu tergolong keluarga Gramineae
(rumput-rumputan) disebut juga Hiant Grass (rumput raksasa), berumpun
dan terdiri dari sejumlah batang (buluh) yang tumbuh secara bertahap, dari
mulai rebung, batang muda dan sudah dewasa pada umur 4-5 tahun. Batang bambu
berbentuk silindris, berbuku-buku, beruas-ruas, berongga, kadang-kadang masif,
berdinding keras, pada setiap buku terdapat mata tunas atau cabang. Akar bamboo
terdiri atas rimpang (rhizon) berbuku dan beruas, pada buku akan
ditumbuhi oleh serabut dan tunas yang dapat tumbuh menjadi batang (widyana) .
Gambar : Bambu
Dari kurang lebih 1.000 species bambu dalam
80 genera, sekitar 200 species dari 20 genera ditemukan di Asia Tenggara (Tan
(2012) ; Dransfield dan Widjaja, 1995), Bambu merupakan produk hasil hutan non
kayu yang telah dikenal bahkan sangat dekat dengan kehidupan masyarakat umum
karena pertumbuhannya ada di sekeliling kehidupan masyarakat.
Bambu termasuk tanaman Bamboidae anggota sub familia rumput,
memiliki keanekaragam jenis bambu di dunia sekitar 1250 – 1500 jenis
sedangkan Indonesia memiliki hanya 10% sekitar 154 jenis bambu (Wijaya et
al, 2004). bambu Indonesia ditemukan
di dataran rendah sampai pegunungan sampai dengan ketinggian sekitar 300 m dpl.
Pada umumnya ditemukan ditemapt-tempat terbuka
dan daerah bebas dari genangan air (Widyana, 2012).
Bambu banyak digunakan masyarakat dalam
memenuhi kehidupan sehari-hari meliputi kebutuhan pangan, rumah tangga,
kerajinan, konstruksi dan adat istiadat. Bambu memiliki multi fungsi
pemanfaatan sebagai bahan makanan untuk manusia (Rebung), binatang (pucuk daun
muda), kebutuhan rumah tangga dan aneka kerajinan dengan berbagai tujuan
penggunaan mulai dari cinderamata, mebel, tas, topi, kotak serba guna hingga
alat musik serta konstruksi untuk pembuatan jembatan, aneka sekat, konstruksi
rumah meliputi tiang, dinding, atap. Kebutuhan adat istiadat bambu
digunakan dalam upacara adat hindu dan budha diantaranya untuk upacara kremasi
jenazah.
Sedangkan tujuan konservasi alam sangat
efektif untuk reboisasi wilayah hutan terbuka atau gundul akibat penebangan
karena pertumbuhan rumpun bamboo sangat cepat dan toleransinya terhadap
lingkungan sangat tinggi serta memiliki kemampuan memperbaiki sumber tangkapan
air sangat efektif.
Memperhatikan manfaat bamboo, beberapa Negara
asia diantaranya china telah menggunakannya bambu sebagai tanaman
utama konservasi alam selain untuk memperbaiki dan meningkat sumber tangkapan
air, sehingga mampu meningkatkan aliran air bawah tanah juga pertimbangan
budaya dan meningkatkan ekonomi masyarakat melalui aneka kerajinan serta
kebutuhan konstruksi. Bamboo sebagai pilihan utama untuk reboisasi pada daerah
aliran sungai terutama lokasi sumber tangkapan air, karena memiliki
kemampuan mempengaruhi retensi air dalam lapisan topsoil yang mampu
meningkatkan aliran air bawah tanah sangat nyata. (Tan, 2012).
Tanaman
bambu berpotensi menjadi solusi alternatif bagi sejumlah permasalahan
lingkungan terutama dalam mengatasi pemanasan global. Menurut Widjaja (2004),
cepatnya pertumbuhan bambu dibanding dengan pohon kayu, membuat bambu dapat
diunggulkan untuk deforestasi. Selain itu bambu juga merupakan penghasil
oksigen paling besar dibanding pohon lainnya. Bambu juga memiliki daya serap
karbon yang cukup tinggi untuk mengatasi persoalan CO2 di udara, selain juga
merupakan tanaman yang cukup baik untuk memperbaiki lahan kritis. Selain itu
Indonesia memiliki bambu sebagai sumber daya lokal terbarukan dengan potensi
yang luar biasa dari aspek lingkungan alam dan sosial ekonomi ( Anonim, 2012).
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka
perlunya menginventarisasi bamboo di Pulau Lombok guna untuk mengetahui jenis bambu apa saja
yang ada di Pulau Lombok dan untuk menambah informasi untuk kepentingan
konservasi bamboo dan manfaat bamboo di Pulau Lombok .
B. METODE
Inventarisasi bamboo ini akan dilaksanakan di Pulau Lomb ok.
Lokasi pengamatan berada di seluruh
Kabupaten Lombok yaitu : Kabupaten Lombok Barat, Kabupaten Lombok Tengah, Kabupaten Lombok Timur, Dan
Kabupaten Lombok Utara.
Pelaksanaan inventarisasi bamboo dilaksanakan
dengan metode jelajah baik dihutan alam, lindung dan di lingkungan pedesaan
Untuk mengetahui potensi bamboo khususnya yang digunakan untuk kerajinan rumah
tangga dengan metode wawancara dengan pengrajin bamboo dan tokoh masyarakat dan melihat langsung di
lapangan.
Adapun cara pemgembangan tanaman bamboo menurut Anonim (2012) akan dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
a) Sebagai
pengendali erosi dan konservasi air dapat dikembangkan pada lahan kritis
sekaligus sebagai tanaman penghijauan.
b) Sebagai upaya pengendali tanah longsor dan
banjir dapat dikembangkan di tebing-tebing sungai, tepi jurang, tanah-tanah
perbukitan dan tanah kosong lainnya.
c) Untuk menambah keindahan, keasrian lingkungan
dapat dikembangkan bambu hias tanam ditanam kota, perkarangan rumah, tepi
lapangan, ditepi jalan, halaman sekolah dan halaman rumah.
d) Sebagai
upaya penanggulangan polusi udara dan kebisingan dapat dikembangkan pula taman
bambu dan bambu hias di lingkungan industri, halaman pabrik dan di lingkungan
perumahan.
e) Pada
kawasan penyangga kawasan lindung dapat dikembangkan di lahan milik rakyat
sebagai pemilikan atau di kawasan hutan sebagai tanda batas hutan antara lahan
milik dan lahan hutan milik Negara.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim, 2012. Tinjauan Pustaka Ekologi Bambu . Universitas Sumatra Utara
Lembaga Biologi Nasional – LIPI. 1980. Beberapa Jenis Bambu. PT Sumber Bahagia
: PN Balai Pustaka.
Tan, Lieke. 2012. mengenal bambu dan manfaatnya terhadap konservasi alam, konstruksi dan kerajinan [Serial Online]. Di unduh pada http://www.indonesiaforest.net/bambu.html . 21
Juni 2012.
Widjaja,
E. A., N. W. Utami dan Saefudin. 2004. Panduan Membudidayakan Bambu . Puslitbang Biologi LIPI.
Bogor.
Widnyana. K. 2012. Bambu dengan berbagai manfaatnya.
Fakultas Pertanian Universitas Mahasaraswati. Denpasar-Bali